Friday, April 25, 2008

Yang Penting Halal !!!

Tugas Religiositas
XI Bahasa
Evelyn (5)
Michelle (16)

Photo





Kak Neni yang sedang membungkus barang salah seorang pembeli


Evelyn dan Kak Neni berfoto bersama ~~~~~~~~~~~~~~

Michelle dan Kak Neni berfoto bersama~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



Wawancara


Pada hari Kamis 24 April 2008, kami, Evelyn dan Michelle mewawancarai Kak Neni seorang kasir di sebuah toko sepatu di Pasar Baru. Berikut ini adalah hasil wawancara kami:

Kami : Kakak sudah berapa lama yah kerja jadi kasir disini ?
Neni : Sudah empat tahun lebih

Kami : Kerjaan kakak apa saja ?
Neni : Macem-macem, selain terima uang dari pembeli saya juga bertugas untuk ngebungkus barang, dan beres-beres toko juga.

Kami : kakak kerja dari jam berapa sampai jam berapa ?
Neni : Saya kerja disini seharian. Dari jam 11an sampai jam 8an. Kalau masih ada pembeli yah sampai lebih maleman.

Kami : Suka dukanya apa Kak kalau kerja jadi kasir ?
Neni : Sukanya sih saya jadi kenal berbagai macam orang, kalau dukanya sih kalau ada orang iseng datang dan gangguin.

Kami : Kakak senang tidak kerja jadi kasir ? Kenapa ?
Neni : Hmm.. Senang kok. Tiap hari ketemu berbagai macam orang itu seru lho, terus saya juga punya banyak teman dan kenalan berkat kerja ini.

Kami : Kalau boleh tahu, kenapa yah kakak pilih pekerjaan ini ?
Neni : Sebenarnya bukan saya yang memilih pekerjaan ini, tapi keadaan yang memaksa saya kerja jadi kasir. Maklum saya cuma lulusan SMA, jadi saya hanya bisa kerja jadi kasir saja.

Kami : Kalau boleh tahu, gaji kakak cukup tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?
Neni : Pas-pasan. Cukup untuk makan. Untuk kesenangan lain-lain seperti rekreasi itu jelas tidak mungkin. Soalnya kelaurga saya bergantung pada kerjaan saya yang cuman jadi kasir ini.
Kami : Kakak ada keinginan untuk kerja yang lain tidak ? Yang lebih baik ?
Neni : Jelas dong, kalau bisa saya mau kerja lain yang lebih baik. Saya serahkan semua pada Alloh. Mudah-mudahan saya bisa dapat kesempatan kerja yang lebih baik dari sekarang. Tapi sebenarnya bagi saya sih kerja apa saja juga boleh yang penting halal dan berkenan di hati Alloh.

Kami : Apa alasan kakak berniat mencari pekerjaan yang lebih baik ?
Neni : Yah.. Untuk dapat hidup lebih baik. Saya masih bercita-cita untuk dapat melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun mungkin sudah telat. Dan lagi saya memiliki tiga orang adik yang masih kecil-kecil. Kalau bisa saya ingin agar mereka dapat sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Refleksi Pribadi

Evelyn (5)

Padatnya jumlah penduduk dan tingkat taraf berpikir masyarakat Indonesia semakin memperketat persaingan para kaum tua dan muda dalam mencari dan mempertahankan mata pencaharian yang telah menjadi tulang punggung hidupnya. Krisis ekonomi, besarnya pengeluaran daripada pendapatan membuat sejumlah lapangan kerja terpaksa harus gulung tikar dan membuat keputusan berat bagi para pegawai instansinya yaitu PHK (pemutusan hubungan kerja).

Ketidakpastian dan sempitnya lapangan kerja rupanya masih menjanjikan bagi para urban yang datang ke Jakarta. Jakarta dengan sejuta gemerlapnya masih tetap menghipnotis kaum urban untuk terus datang dan mencari kehidupan yang lebih layak..
Meskipum dalam kenyataannya mereka harus hidup dalam perjuangan yang cukup berat untuk mencukupi hidupnya di Ibukota Jakarta.

Dalam menjalani hidup ini manusia memang tidak boleh selalu merasa puas akan hidupnya karena dalam beberapa hal, perasaan puas seringkali membunuh kemampuan, semangat, dan kreativitas seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Akan tetapi setiap orang harus mampu mengontrol tingkat kepuasannya. Karena dalam beberapa keadaan tertentu ambisi akan menjadi keserakahan dan akan menghancurkan orang tersebut.

Dalam hidup ini banyak diantara kita yang cenderung bersikap cuek namun tidak sedikit yang cenderung tidak puas akan hidupnya. Cenderung selalu mengeluh dan memohon ini itu dalam doanya. Merasa tidak puas akan apa yang telah dikaruniakan Tuhan untuk hidupnya. Manusia selalu melihat keatas berusaha untuk menjadi seseorang yang “lebih” dan terkadang kebiasaan seperti itu pada akhirnya merugikan orang-orang disekitar kita.

Tuhan memang tidak menginkan manusia untuk terus memujinya dalam doa. Tuhan hanya ingin manusia bisa mensyukuri apa yang dikaruniakanNya pada manusia. Hanya saja seringkali manusia melupakan Tuhan saat mereka telah sukses.

Sebagai seorang anak kita seringkali tidak mensyukuri yang telah diberikan orang tua kepada kita. Seringkali kita terus meminta tanpa mengetahui beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

Mungkin beberapa diantara kita dilahirkan dalam keluarga yang bercukupan. Sehingga seringkali kebutuhan kita selalu tercukupi. Namun hidup bukanlah sesuatu yang statis.. hidup terus bergerak naik dan turun adakalanya kita berada dalam kesusahan namun adakalanya kita berada dalam kebahagiaan. Karena itu kita tidak boleh menganggap orang lain lebih “rendah” , seperti melecehkan pembantu. karena adakalanya suatu saat nanti manusia akan berada dalam kesulitan dan kiita harus bisa menerimanya dengan lapang dada.

Untuk menjalani hidup kita selalu membutuhkan bantuan orang lain tidak ada seorang pu yang tidak pernah berelasi dengan orang lain dalam hidupnya. Pada awalnya manusia dilahirkan sebagai bayi yang lemah, tidak seorangpun yang begitu dilahirkan kedunia langsung dapat melakukan hal-hal yang dilakukan orang pada umumnya. Begitupun Yesus yang dilahirkan dalam wujud seorang bayi.

Kita tidak boleh menganggap orang lain lebih rendah. Karena dimata Tuhan kita semua adalah sama. Tuhan tidak pernah melihat manusia yang satu lebih rendah hanya karena apa yang dikerjakannya. Tanpa bantuan orang-orang lain seperti pembantu beban kita akan terasa lebih berat. Mereka pun yang bekerja sebagai pembantu tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang pembantu. Setiap orang selalu bercita-cita tinggi. Tidak ada seorangpun yang tidak berhak mangejar penghidupan yang lebih layak.

Tuhan tidak pernah membiarkan manusia untuk terus hidup dalam penderitaan. Maka itu, Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bekerja. . Manusia tidak boleh hanya berdiam diri dan mengubur talentanya. Tuhan menginkan kita untuk bisa mengembangkan talentanya berusaha dalam hidupnya memperbaiki dan mengatasi kekurangan yang dimilikinya. Seperti semboyan “Ora et Labora”. Tuhan mengaruniakan kemampuan dan talenta pada manusia agar manusia dapat mengembangkannya untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Setiap orang memiliki kemampuan dan kekurangannya masing-masing. Manusia diciptakan oleh Tuhan untuk dapat hidup saling melengkapi. Tuhan tidak akan membiarkan manusia tenggelam dalam kesengsaraan melebihi kemampuan kita. Tergantung bagaimana setiap orang memahami penderitaan yang ia rasakan dan mengambil hikmahnya.


Michelle (16)

Hidup memang tidak dapat ditebak. Antara cita-cita dan kenyataan tentu tidak dapat sama. Seringkali kita mengumpat jika keinginan kita tidak tercapai dan menyalahkan Tuhan. Kita lebih sering menuntut daripada mensyukuri. Kita tidak bersyukur atas segala yang kita miliki. Kita selalu melihat ke atas, bukan ke bawah, sehingga yang ada di hati kita hanyalah iri hati pada orang lain. Kita seharusnya melihat ke bawah, ke orang-orang yang menderita dan tidak mampu, yang bergulat hanya untuk sesuap nasi.

Setelah mendengar pernyataan dari kak Neni saya jadi merasa malu pada diri saya sendiri yang tidak pernah bersyukur.

Dia berjuang begitu keras untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari sedangkan saya hanya berharap tanpa berusaha setiap harinya.

Dia selalu bersyukur atas apa yang ada pada dirinya, meskipun hanya menjadi seorang kasir, dan saya selalu mengeluh atas segala yang saya miliki.

Selama ini saya sama sekali tidak pernah bersyukur atas kerja keras ayah saya yang berjuang untuk menghidupi saya . Saya tidak pernah berpikir bahwa untuk bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah hal yang sulit.

Sekarang saya sadar bahwa untuk dapat berjuang di Jakarta ini sangatlah sulit. Persaingan sangat ketat, semua orang berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Bahkan untuk dapat memiliki pekerjaan yang rendah sekalipun mereka perlu bekerja keras. Ditambah lagi krisis ekonomi yang kerap kali melanda Negara kita ini yang semakin membuat masyarakat tercekik karena di PHK dan harga kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin naik.

Banyak orang desa berusaha keras mengadu nasib di Jakarta ini, namun sangat disayangkan karena pada akhirnya mereka kalah dalam persaingan mencari lapangan kerja di Jakarta. Namun mereka tetap berusaha keras. Sedangkan saya sendiri hanya berharap diberi oleh orang tua saya.

Orang yang berhasil mendapat pekerjaan begitu bersyukur pada Tuhan dan melaksanakan pekerjaan mereka sebaik-baiknya seperti Kak Neni. Namun beberapa orang yang kilaf dan terlalu ambisius dan mengagungkan uang diatas segalanya mulai melupakan Tuhan dan prinsip hidup. Mereka mulai korupsi dan membuat orang lain menderita. Tapi pada akhirnya mereka terjerat oleh keserakahan mereka. Tuhan selalu melihat dan membalas kejahatan yang telah mereka timbulkan. Saya percaya bahwa dengan menghadirkan Tuhan dalam bekerja maka semuanya akan baik-baik saja dan dapat melalui cobaan dengan baik.

Dengan wawancara pada hari ini mata saya menjadi terbuka, bagaimana seseorang bekerja keras mencari nafkah dan menghadirkan Tuhan di dalamnya, bekerja sesuai dengan prinsip hidup mereka dan tidak melenceng dari norma-norma. Saya juga akan mulai bersyukur atas segala yang diberikan Tuhan pada saya dan mendoakan karier ayah saya agar selalu diberkati oleh Tuhan.

Amin...

No comments: