Kesan pertama yang saya dapatkan pada saat saya dan Riri mewawancarai seorang trolley boy di sebuah hypermarket di Jakarta adalah saya merasa kasihan melihat orang tersebut mengerjakan pekerjaan yang amat sangat melelahkan, di mata saya. Saat itu saya berpikir pastilah imbalan yang ia dapatkan tidak besar. Bahkan mungkin tidak mencukupi untuk menghidupi keluarganya. Di antara rasa iba itu saya sempat berpikir itu disebabkan karena mereka yang tak menempuh pendidikan tinggi. Salah mereka sendiri. Kemudian terlintas di benak saya, bahwa mereka tak bersekolah tinggi pasti karena masalah biaya. Maka rasa iba itu kembali menyelimuti hati saya.
Saat melakukan wawancara, si trolley boy tersebut mengatakan bahwa ia merasa tak puas bekerja menjadi seorang trolley boy. Hal ini disebabkan karena gajinya yang tak besar, sementara tempat tinggalnya sangat jauh dari tempatnya bekerja, dan ia mempunyai banyak tanggungan keluarga. Memang, jika dilihat dari gaji dan prestise pekerjaan tersebut memang tak menguntungkan. Tetapi, menurut saya bagaimanapun pekerjaan yang kita dapatkan, kita perlu menyadari bahwa Tuhan hadir di dalamnya dan kita berkarya bersama Tuhan. Oleh karena itu kita harus memaknai pekerjaan kita sebaik-baiknya agar terasa manfaatnya bagi orang lain.
Untuk orang-orang seperti Andre, begitu sang trolley boy biasa dipanggil, arti bekerja hanyalah sekedar mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bahkan, ketika kami bertanya tentang nilai-nilai hidup yang ia peroleh dalam pekerjaannya, ia agak kesulitan menjawabnya. Saya pikir wajar saja ia mempunyai pola pikir seperti itu, toh ia memang terhimpit keadaan yang serba sulit. Dari situlah saya menyadari bahwa memang tak mudah memperoleh uang, apalagi jika pendidikan tidak tinggi. Oleh karena itu saya menjadi disadarkan untuk bersyukur dan tidak menghabiskan uang yang saya miliki atau uang orang tua saya, sebab ternyata pada kenyataannya masih banyak orang-orang di luar sana yang sangat berkekurangan, bahkan sampai tak bisa mencari nilai-nilai yang ia dapatkan di samping gaji. Hal itu terjadi karena ia hanya memikirkan bekerja untuk mencari uang saja.
Saturday, April 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment